Metode
ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan
untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan
melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan
fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan
melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis
tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
1. MEMBEDAKAN CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN YANG
ILMIAH DAN NON-ILMIAH
1.1 Pengetahuan
Ilmiah
Yang
membedakan manusia dengan makhluk lain adalah, akal. Manusia dibekali akal
untuk berfikir. Berfikir adalah kegiatan mental yang menghasilkan pengetahuan.
Pada dasarnya pengetahuan dibagi menjadi dua; pengetahuan ilmiah dan nonilmiah.
Pengetahuan nonilmiah adalah pengetahuan yang didapat dari suatu pengalaman dan
tidak dapat diuji.
Kebenarannya,
kalau pun dapat dibuktikan harus melalui tahapan-tahapan keilmuan, misalkan:
keampuhan suatu benda yang bisa memanggil roh halus. Sedangkan sesuatu yang
dapat diuji kebenarannya maka termasuk dalam pengetahuan ilmiah, misalkan:
manfaat oralit sebagai obat penyembuh diare,
manfaat susu untuk memperbaiki kerusakan tulang.
Pengetahuan adalah khazanah kekayaan
mental yang memperkaya kehidupan manusia, sebab pengetahuan adalah sumber
jawaban terhadap berbagai macam pertanyaan di kehidupan manusia, pengalaman yang
dirasakan oleh panca indra, diolah melalui akal.
Pengetahuan
sifatnya spontan, subjektif, dan intuitif. Pengetahuan berkaitan dengan
kebenaran dan informasi mengenai suatu realitas.
Manusia mampu mengembangkan pengetahuan, sebab manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan
informasi dan jalan pikirannya, dan dapat mengembangkan pengetahuannya.
Pengetahuan memiliki ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi) dan untuk apa (aksiologi). Ketiga ciri-ciri tersebut disusun sehingga menjadi ontologi ilmu berkaitan dengan epistemologi ilmu dan epistemologi ilmu akan berkaitan dengan aksiologi ilmu dan seterusnya.
Pengetahuan memiliki ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi) dan untuk apa (aksiologi). Ketiga ciri-ciri tersebut disusun sehingga menjadi ontologi ilmu berkaitan dengan epistemologi ilmu dan epistemologi ilmu akan berkaitan dengan aksiologi ilmu dan seterusnya.
Pengetahuan ilmiah atau pengetahuan
sebagai ilmu diperlukan manusia untuk menawarkan berbagai kemudahan dalam
mencari jawaban atas pertanyaan, maka diperlukan ketiga landasan. Persoalan
yang dihadapi oleh epistemologi adalah dengan memperhitungkan aspek ontologi
dan aksiologi mana yang cocok. Misalnya: apa yang menjadi penyebab daerah
sering mengalami bencana tanah longsor?
Kita mengenal pengetahuan sebagai ilmu atau ilmu pengetahuan. Ilmu(sains) berasal dari bahasa latin Scientia yang berarti knowledge,adalah ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin, yang memiliki tujuan untuk meramalkan dan memahami gejala-gejala yang terjadi; bisa berupa fenomena sosial atau pun fenomena-fenomena alam.
Pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan dibedakan menjadi:
Kita mengenal pengetahuan sebagai ilmu atau ilmu pengetahuan. Ilmu(sains) berasal dari bahasa latin Scientia yang berarti knowledge,adalah ilmu dipahami sebagai proses penyelidikan yang berdisiplin, yang memiliki tujuan untuk meramalkan dan memahami gejala-gejala yang terjadi; bisa berupa fenomena sosial atau pun fenomena-fenomena alam.
Pengetahuan ilmiah atau ilmu pengetahuan dibedakan menjadi:
1. Ilmu Pengetahuan
Fisis-Kuantitatif
Adalah pengetahuan empiris, yang
diperoleh melalui pengalaman pancaindra dan dilakukan memalui tahapan observasi
dengan melakukan analisis dari data yang diperoleh
dari fenomena empiris. Yang termasuk dalam kelompok Fisis-Kuantitatif adalah
geologi, biologi, antropologi, sosiologi, komunikasi, ekonomi,
psikologi dan lain sebagainya.
2. Ilmu Pengetahuan Formal-Kuantitatif
Adalah ilmu pengetahuan yang
diperoleh dengan cara melakukan analisis refleksi yaitu dengan cara
mencari hubungan antara konsep-konsep. Yang
termasuk dalam kelompok Formal-Kuantitatif adalah logika formal; matematika,
fisika, kimia, dan lain sebagainya.
3. Ilmu Pengetahuan Metafisis-Substansial
Adalah ilmu pengetahuan filsafat,
yaitu ilmu yang didapat dengan cara melakukan analisis refleksi berupa
pemahaman, penafsiran, spekulasi, penilaian kritis dan logis rasional. Dengan
mencari hakikat prinsip yang melandasi keberadaan dari keseluruhan yang nyata.
1.2 Pengetahuan Non Ilmiah
Pengetahuan
non ilmiah adalah serapan indera terhadap pengalaman hidup sehari-hari yang
tidak perlu dan tidak mungkin diuji kebenarannya sehingga tidak dapat
dikembangkan menjadi pengetahuan ilmiah. Contoh Pengetahuan Non Ilmiah : Dilarang
berdiri di tengah lapangan saat hujan. Dilarang memakai baju berwarna hijau di
pantai selatan. Dilarang mengunakan payung di dalam rumah.
2. LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL
METODE ILMIAH
Salah satu syarat
ilmu pengetahuan ialah bahwa materi pengetahuan itu harus diperoleh melalui metode
ilmiah. Ini berarti bahwa cara memperoleh pengetahuan itu menentukan apakah
pengetahuan itu termasuk ilmiah atau tidak. Metode ilmiah tentu saja harus
menjamin akan menghasilkan pengetahuan yang ilmiah, yaitu yang bercirikan
objektivitas, konsisten, dan sistematik.
Langkah-langkah operasionalnya adalah sebagai berikut :
1) Perumusan
masalah; yang dimaksud dengan masalah di sini adalah merupakan pernyataan
apa, mengapa, ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti. Masalah ini harus
jelas batas-batasnya serta dikenal faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2) Penyusunan
hipotesis; yang dimaksud dengan hipotesis adalah suatu perny ataan yang
menunjukkan kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah
ditetapkan. Dengan kata lain, hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja
didukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai
jawaban sementara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya dalam
suatu observasi atau eksperimentasi.
3) Pengujian
hipotesis; yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan
hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat
fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. Fakta-fakta ini dapat
diperoleh melalui pengamatan langsung dengan mata atau melalui teleskop atau
dapat juga melalui uji coba atau eksperimentasi.
4) Penarikan
kesimpulan; penarikan kesimpulan ini didasarkan atas penilaian melalui
analisis dari fakta-fakta (data), untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan
itu diterima atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima bila fakta-fakta yang
terkumpul itu mendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta-fakta pernyataan
hipotesis. Hipotesis yang diterima merupakan suatu pengetahuan yang
kebenarannya telah diuji secara ilmiah, dan merupakan bagian dari ilmu
pengetahuan.
Keseluruhan langkah tersebut di atas harus ditempuh melalui urutan yang
teratur, di mana langkah yang satu merupakan landasan bagi langkah berikutnya.
Dari keterangan-keterangan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu
pengetahuan merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis, berlaku umum
dan kebenarannya telah diuji secara empiris.
3.
KEUNGGULAN DAN KETERBATASAN SERTA PERANAN METODE ILMIAH
Metode
ilmiah memang selalu digunakan dalam penulisan karya ilmiah, namun metode
ilmiah juga memiliki keunggulan dan keterbatasan. Berikut ini, saya akan
menjelaskan keunggulan, keterbatasan, serta peranan metode ilmiah.
Keunggulan metode ilmiah :
a.mencintai kebenaran obyektif,
bersifat adil dan hidup bahagia
b.kebenaran tidak absolut karena
kebenaran dicari secara terus menerus
c.dengan ilmu pengetahuan kita tidak
dapat dengan mudah percaya pada takhayul, astrologi maupun untung-untungan karena terjadi proses
yang teratur di alam
d.dengan ilmu pengetahuan kita
memiliki rasa ingin tahu yang lebih banyak
e.dengan ilmu pengetahuan kita tidak
mudah berprasangka tetapi dapat berpikir secara terbuka, obyektif, dan toleran
f.dengan metode ilmiah kita tidak
mudah percaya tanpa bukti
g.dengan metode ilmiah kita jadi
memiliki sikap optimis, teliti, berani membuat pernyataan yang benar menurut
ilmiah
Keterbatasan metode ilmiah :
a.metode ilmiah bersifat
tentatif yaitu sebelum ada kebenaran ilmu yang dapat menolak kesimpulan maka
kesimpulan dianggap benar. tetapi kesimpulan ilmiah bisa berubah sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan
b.metode ilmiah tidak dapat
membuat kesimpulan tentang baik buruk sistem nilai dan juga tidak dapat
menjangkau tentang seni dan estetika
Peranan metode ilmiah :
a.metode ilmiah berperan untuk
memberikan penjelasan logis dalam ilmu empiris
b.sebagai landasan dalam melakukan
suatu penelitian ilmiah
c.berperan dalam memberikan bukti yang
konkrit terhadap suatu ilmu pengetahuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar