I.PENDAHULUAN
Ilmu
Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah matu mata kuliah yang yakni
dengan bobot 2 sks wajib diikuti oleh setiap mahasiswa semestar 2
jurusan psikolog ini dengan maksud mahasiswa dikenalkan pada
konsep-konsep dasar alamiah dalam menunjang dan melandasi pengetahuan
mahasiswa dalam memahami, mengkaji dan menerapkan pengetahuan
lainnya, khususnya pemecahan-pemecahan masalah, teori maupun konsep
ilmu yang berkaitan dengan alam.
Materi
ilmu alamiah dasar ini tentu saja hanya bersifat dasar, umum dan
pengantar yang berkenaan dengan fenomena alam dan daya fikir manusia
hingga mampu memperoleh budaya modern yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.
1.1 PENGERTIAN
ILMU ALAMIAH DASAR
Secara
sederhana Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan.
Istilah
llmu Budaya Dasar dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah
Basic Humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris "The
Humanities". Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dan
bahasa latin humanus yang bisa diartikan manusia, berbudaya dan
halus. Dengan mempelajari the htimanities diandaikan seseorang akan
bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan
demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan
nilai-nilai yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau
manusia berbudaya. Agar supaya manusia bisa menjadi humanus, mereka
hams mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak
meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Untuk
mengetahui bahwa Ilmu Budaya Dasar termasuk kelompok pengetahuan
budaya, lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan.
Prof.Dr.Harsya Bachtiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan
dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Ilmu-ilmu
Alamiah ( natural science )
Ilmu
ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang
terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode
ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai
keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan
suatu kualitas. Hasil analisis itu kemudian digeneralisasikan. Atas
dasar ini lalu dibuat prediksi . Hasil penelitiannya 100 % benar dan
100 % salah. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu alamiah antara lain
ialah astronomi, fisika, kimia, biologi, kedokteran, mekanika.
2. Ilmu-ilmu
Sosial ( social science )
Ilmu-ilmu
sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat
dalam hubungan antar manusia. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode
ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tetapi hash
penelitiannya tidak mungkin 100 % benar, hanya mendekati kebenaran.
Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antar manusia itu tidak
dapat berubah dari saat ke saat. Yang termasuk kelompok ilmu-ilmu
sosial antara lain ilmu ekonomi, sosiologi, politik, demografi,
psikologi, antropologi sosial, sosiologi hukum, dsb.
3. Pengetahuan
budaya ( the humanities pengertian
umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain Ilmu
Budaya dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari
berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan
pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan.
Ilmu
budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar
dalam bahasa Inggris disebut dengan Basic Humanities. Pengetahuan
budaya dalam bahasa inggris disebut dengan istilah the humanities.
pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai
mahluk betbudaya ( homo humanus ), sedangkan Ilmu budaya dasar bukan
ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
1.2
Perkembangan Pikiran Manusia
A.
Sifat Unik Manusia
Dibandingkan
dengan makhluk lain, jasmani manusia adalah lemah, sedangkan rohani,
akal budi, dan kemauannya sangat kuat. Manusia tidak mempunyai
tanduk, taji, ataupun sengat, maka untuk membela diri terhadap
serangan dari makhluk lain dan untuk melindungi diri terhadap
pengaruh lingkungan yang merugikan, manusia harus memanfaatkan akal
budinya yang cemerlang. Kemauannya yang keras menyebabkan manusia
dapat mengendalikan jasmaninya.
Hal
ini dapat menimbulkan efek yang negatif misalnya, manusia dapat mogok
makan, dapat minum-minuman keras sampai mabuk, dan bahkan dapat bunuh
diri. Kalau tubuh mendapat pengaruh yang negatif dari lingkungan,
maka timbul reaksi yang mendorong tubuh supaya melepaskan diri dari
lingkungan yang merugikan itu. Tetapi kemauan keras dapat memaksa
tubuh supaya tetap menerima pengaruh yang negatif itu. Jadi, sifat
unik manusia itu adalah akal budi dan kemauannya menaklukkan
jasmaninya.
B.Rasa
Ingin Tahu
Dengan
pertolongan akal budinya, manusia menemukan berbagai cara untuk
melindungi diri terhadap pengaruh lingkungan yang merugikan. Tetapi
adanya akal budi itu juga menimbulkan rasa ingin tahu yang selalu
berkembang. Dengan kata lain, rasa ingin tahu itu tidak pernah dapat
dipuaskan. Akal budi manusia tidak pernah puas dengan pengetahuan
yang telah dimilikinya. Rasa ingin tahu mendorong manusia untuk
melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban atas
berbagai persoalan yang muncul di dalam pikirannya.
1.3
PENGERTIAN MITOS,PENALARAN & CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN
MITOS
Mitos
adalah sebuah imajinasi dari manusia
yang berusaha untuk menerangkan gejala alam yang ada pada saat itu
yang dikaitkan dengan kepercayaan akan adanya kekuatan ghaib. Namun,
disebabkan oleh keterbatasan manusia dalam menjelaskan hal tersebut
sehingga cenderung diidentikkan dengan seorang dewa/dewi, tokoh
misteri serta sesuatu yang berbau mistis. Sehingga pengetahuan yang
diperoleh bersifat subyektif.
Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat
terpuaskan hanya atas dasar pengamatan ataupun pengalaman. Untuk
itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas keingintahuannya
itu.
Sebagai contoh: “Apakah pelangi itu?”, karena
tak dapat dijawab, manusia mereka-reka jawaban bahwa pelangi adalah
selendang bidadari. Jadi muncul pengetahuan baru yaitu bidadari.
Contoh lain: “Mengapa gunung meletus?”, karena tak tahu
jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban: “Yang
berkuasa dari gunung itu sedang marah”. Dengan menggunakan jalan
pemikiran yang sama muncullah anggapan adanya “Yang kuasa” di
dalam hutan lebat, sungai yang besar, pohon yang besar, matahari,
bulan, atau adanya raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana
bulan. Pengetahuan baru yang bermunculan dan kepercayaan itulah yang
kita sebut dengan mitos. Cerita yang berdasarkan atas mitos disebut
legenda.
Mitos
itu timbul disebabkan antara lain karena keterbatasan alat indera
manusia misalnya:
1.Alat
Penglihatan
Banyak
benda-benda yang bergerak begitu cepat sehingga tak tampak jelas oleh
mata. Mata tidak dapat membedakan benda-benda. Demikian juga jika
benda yang dilihat terlalu jauh, maka tak mampu melihatnya.
2.Alat
Pendengaran
Pendengaran
manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai
30.000 perdetik. Getaran di bawah 30 atau di atas 30.000 perdetik tak
terdengar.
3.Alat
Pencium dan Pengecap
Bau
dan rasa tidak dapat memastikan benda yang dicecap maupun diciumnya .
manusia hanya bisa membedakan 4 jenis masa yaitu rasa manis,masam
,asin dan pahit. Bau seperti parfum dan bau-bauan yang lain dapat
dikenal oleh hidung kita bila konsentrasi di udara lebih dari
sepersepuluh juta bagian. Melalui bau, manusia dapat membedakan satu
benda dengan benda yang lain namun tidak semua orang bisa
melakukannya.
4.Alat
Perasa
Alat
perasa pada kulit manusia dapat membedakan panas atau dingin namun
sangat relative sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat observasi
yang tepat.
Alat-alat
indera tersebut di atas sangat berbeda-beda, di antara manusia: ada
yang sangat tajam penglihatannya, ada yang tidak. Demikian juga ada
yang tajam penciumannya ada yang lemah. Akibat dari keterbatasan alat
indera kita maka mungkin timbul salah informasi, salah tafsir dan
salah pemikiran. Untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan alat
indera tersebut dapat juga orang dilatih untuk itu, namun tetap
sangat terbatas. Usaha-usaha lain adalah penciptaan alat. Meskipun
alat yang diciptakan ini masih mengalami kesalahan. Pengulangan
pengamatan dengan berbagai cara dapat mengurangi kesalahan pengamatan
tersebut. Jadi, mitos itu dapat diterima oleh masyarakat pada masa
itu karena:
a.Keterbatasan
pengetahuan yang disebabkan karena keterbatasan penginderaan baik
langsung maupun dengan alat.
b.Keterbatasan
penalaran manusia pada masa itu.
c.Hasrat
ingin tahunya terpenuhi
PENALARAN
Penalaran
Deduktif (rasionalisme)
Dengan
bertambah majunya alam pikiran manusia dan makin berkembangnya
cara-cara penyelidikan, manusia dapat menjawab banyak pertanyaan
tanpa mengarang mitos.
Menurut
A. Comte, dalam perkembangan manusia sesudah tahap mitos, manusia
berkembang dalam tahap filsafat. Pada tahap filsafat, rasio sudah
terbentuk, tetapi belum ditemukan metode berpikir secara obyektif.
Rasio sudah mulai dioperasikan, tetapi kurang obyektif. Berbeda
dengan pada tahap teologi, pada tahap filsafat ini manusia mencoba
mempergunakan rasionya untuk memahami obyek secara dangkal, tetapi
obyek belum dimasuki secara metodologis yang definitif.
Perkembangan
alam pikiran manusia merupakan suatu proses,maka manusia tidak puas
dengan pemikiran ini, sehingga berkembang ke dalam tahap positif atau
tahap ilmu. Dalam tahap positif atau tahap ilmu ini, rasio sudah
dioperasikan secara obyektif. Manusia menghadapi obyek dengan rasio.
Dalam
menghadapi peristiwa-peristiwa alam, misalnya gunung api meletus yang
menimbulkan banyak korban dan kerusakan, manusia tidak lagi
mengadakan selamatan dengan tari-tarian dan nyanyian, tetapi akan
mengamati peristiwa itu, mempelajari mengapa gunung api itu dapat
meletus, kemudian berusaha mencari penyelesaian dengan
tindakan-tindakan yang sesuai dengan hasil pengamatannya. Misalnya,
dengan mencegah terjadinya letusan yang hebat. Untuk mengurangi
banyaknya korban, penduduk di sekeliling gunung api tersebut
dipindahkan ke daerah lain.
Inilah bukti bahwa manusia lama-kelamaan
tidak puas dengan mitos sebagai pemikiran yang irasional, kemudian
mencari jawaban yang rasional.
Pemecahan
secara rasional berarti mengandalkan rasio dalam usaha memperoleh
pengetahuan yang benar. Kaum rasionalis mengembangkan paham yang
disebut rasionalisme. Dalam menyusun pengetahuan, kaum rasionalis
menggunakan penalaran deduktif. Penalaran deduktif adalah cara
berpikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum untuk
menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara
deduktif ini menggunakan pola berpikir yang disebut silogisme.
Silogisme itu terdiri atas dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.
Kedua pernyataan itu disebut premis mayor dan premis minor.
Kesimpulan atau konklusi diperoleh dengan penalaran deduktif dari
kedua premis tersebut.
Dengan
demikian, jelas bahwa penalaran deduktif ini pertama-tama harus mulai
dengan pernyataan yang sudah pasti kebenarannya. Aksioma dasar ini
yang dipakai untuk membangun sistem pemikirannya, diturunkan atau
berasal dari idea yang menurut anggapannya jelas, tegas, dan pasti
dalam pikiran manusia. Dengan penalaran deduktif ini dapat diperoleh
bermacam-macam pengetahuan mengenai sesuatu obyek tertentu tanpa ada
kesepakatan yang dapat diterima oleh semua pihak. Di samping itu juga
terdapat kesulitan untuk menerapkan konsep rasional kepada kehidupan
praktis.
Penalaran
Induktif (empirisme)
Pengetahuan
yang diperoleh berdasarkan penalaran deduktif ternyata mempunyai
kelemahan, maka muncullah pandangan lain yang berdasarkan pengalaman
konkret. Mereka yang mengembangkan pengetahuan berdasarkan pengalaman
konkret disebut penganut empirisme. Paham empirisme menganggap bahwa
pengetahuan yang benar ialah pengetahuan yang diperoleh langsung dari
pengalaman konkret.
Penganut
empirisme menyusun pengetahuan dengan menggunakan penalaran induktif.
Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan
umum dari pengamatan, atas gejala-gejala yang bersifat khusus.
Misalnya, pada pengamatan atas logam besi, tembaga, aluminium, dan
sebagainya, jika dipanasi ternyata menunjukkan bertambah panjang.
Dari
uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang diperoleh
hanya dengan penalaran deduktif tidak dapat diandalkan karena
bersifat abstrak dan lepas dari pengalaman. Demikian pula dengan
pengetahuan yang diperoleh hanya dari penalaran induktif juga tidak
dapat diandalkan karena kelemahan pancaindera. Karena itu himpunan
pengetahuan yang diperoleh belum dapat disebut ilmu pengetahuan.
CARA MEMPEROLEH
PENGETAHUAN
Menurut Charles
Price ada 4 macam cara untuk memperoleh pengetahuan yaitu:
i) Percaya
Seseorang akan mendapat pengatahuan karena ia percaya pada hal tersebut adalah benar.
Seseorang akan mendapat pengatahuan karena ia percaya pada hal tersebut adalah benar.
ii) Wibawa
Sesuatu akan dianggap benar,apa bila seseorang yg berwibawa menyatakan benar
Sesuatu akan dianggap benar,apa bila seseorang yg berwibawa menyatakan benar
iii)
Apriori
Merupakan suatu keyakinan/pendirian/anggapan sebelum mengetahuai (melihat,mendengar,menyelidiki) keadaan tertentu.
Merupakan suatu keyakinan/pendirian/anggapan sebelum mengetahuai (melihat,mendengar,menyelidiki) keadaan tertentu.
iv) Metode
Ilmiah
Seseuatu dianggap ilmiah apa bila memiliki patokan yg merupakan rambu2 untuk menentukan benar atau salah. Ilmu pengetahuan dianggap Alamiah apabila memenuhi 4 syarat yaitu:
Seseuatu dianggap ilmiah apa bila memiliki patokan yg merupakan rambu2 untuk menentukan benar atau salah. Ilmu pengetahuan dianggap Alamiah apabila memenuhi 4 syarat yaitu:
(1) Objektif
(Pengetahuan itu sesuai dengan Objek)
(2) Metodik
(Pengetahuan itu diperoleh dengan cara2
tertentu dan terkontrol)
(3) Sistematis
(Pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam
suatu system, tidak berdiri sendiri satu sama lain saling berkaitan
,saling menjelaskan,sehingga keseluruhan menjadi kesatuan yg utuh.)
(4) Berlaku Umum/
Universal (Pengetahuan tidak hanya diamati
hanya oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja ,tapi semua org
dengan eksperimentasi yg sama akan menghasilkan sesuatu yg sama atau
konsisten.)
Ada 2 pokok untuk
memperoleh pengetahuan yaitu:
A.Rasionalisme
Secara
etimologis Rasionalisme berasal
dari kata bahasa Inggrisrationalism.
Kata ini berakar dari kata bahasa Latin ratio yang
berarti “akal”. A.R. Lacey7 menambahkan bahwa berdasarkan akar
katanya Rasionalisme adalah sebuah pandangan yang berpegangan bahwa
akal merupakan sumber bagi pengetahuan dan pembenaran. Sementara itu,
secara terminologis aliran ini dipandang sebagai aliran yang
berpegang pada prinsip bahwa akal harus diberi peranan utama dalam
penjelasan. Ia menekankan akal budi (rasio) sebagai sumber utama
pengetahuan, mendahului atau unggul atas, dan bebas (terlepas) dari
pengamatan inderawi.
2.METODE
ILMIAH
2.1 BAGAIMANA
METODE YANG ILMIAH DAN TIDAK ILMIAH
Perbedaan
penelitian berdasarkan keilmiahan :
1.
Penelitian
Ilmiah
Penelitian IlmiahMenggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar/tinggi-rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:
Penelitian IlmiahMenggunakan kaidah-kaidah ilmiah (Mengemukakan pokok-pokok pikiran, menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan menggunakan pembuktian ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar/tinggi-rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu:
§
Kemampuan memberikan pengertian yang jelas tentang masalah yang
diteliti:
§
Kemampuan untuk meramalkan: sampai dimana kesimpulan yang sama dapat
dicapai apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu lain;
Ciri-ciri
penelitian ilmiah adalah:
§
Purposiveness, fokus tujuan yang jelas;
§
Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik;
§
Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas
§
Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau
yang sejenis;
§
Objectivity, Berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan
emosional;
§
Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya
semakin berguna;
§
Precision, Mendekati realitas danconfidence peluang kejadian dari
estimasi dapat dilihat;
2.Penelitian
non ilmiah (Tidak menggunakan metode atau kaidah-kaidah ilmiah)
§
Berdasarkan Spesialisasi Bidang (ilmu) garapannya : Bisnis (Akunting,
Keuangan, Manajemen, Pemasaran), Komunikasi (Massa, Bisnis,
Kehumasan/PR, Periklanan), Hukum (Perdata, Pidana, Tatanegara,
Internasional), Pertanian (agribisnis, Agronomi, Budi Daya Tanaman,
Hama Tanaman), Teknik, Ekonomi (Mikro, Makro, Pembangunan), dll.
§
Berdasarkan dari hadirnya variabel (ubahan) : variabel adalah hal
yang menjadi objek penelitian, yang ditatap, yang menunjukkan variasi
baik kuantitatif maupunkualitatif. Variabel : masa lalu, sekarang,
akan datang. Penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan /
menggambarkan variabel masa lalu dan sekarang (sedang terjadi) adalah
penelitian deskriptif ( to describe = membeberkan/menggambarkan).
Penelitian dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang adalah
penelitian eksperimen.
2.2 LANGKAH-LANGKAH OPERASIONAL
Salah satu syarat
ilmu pengetahuan ialah bahwa materi pengetahuan itu harus diperoleh
melalui metode ilmiah. Langkah-langkah dalam menerapkan metode ini
tidak harus selalu berurutan, langkah demi langkah, seperti yang
tercantum berikut ini. yang penting ialah pemecahan masalah untuk
mendapatkan kesimpulan umum (generalisasi) hanya berdasarkan atas
data dan diuji dengan data, bukan oleh keinginan, prasangka,
kepercayaan, atau pertimbangan lain.
Menurut
Drs. Maskoeri Jasin langkah-langkah penerapan metode
ilmiah
itu ada 3 (tiga), yaitu :
- Menentukan dan memberikan batasan kepada masalah
- Menentukan hipotesis atau rumusan pemecahan masalah yang bersifat sementara
- Menguji dan mengadakan verifikasi kesimpulan.
Adapun
langkah-langkah operasional nya adalah sebagai berikut :
- Perumusan Masalah
Yang dimaksud dengan
masalah disini adalah merupakan pertanyaan apa,
mengapa
ataupun bagaimana tentang obyek yang diteliti.
- Penyusunan Hipotesis
Yang dimaksud dengan
hipotesis adalah suatu pernyataan yang menunjukkan
kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah
ditetapkan.
- Pengujian Hipotesis
Yaitu berbagai usaha
pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah
diajukan untuk dapat memperlibatkan apakah fakta- fakta yang
mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
- Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan
ini didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-fakta
(data) untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau
tidak.
Di dalam ilmu
alamiah suatu kesimpulan bersifat sementara (tentatif), kesimpulan
adalah sesuatu yang harus diajukan. Pengujian-pengujian seperti itu
memerlukan data tambahan. Dengan demikian generalisasi baru akan
diperoleh dan terjadilah proses yang berkesinambungan, secara terus
menerus dan dengan demikian akan diperoleh kemajuan.
Bagaimana data
diperoleh guna menguji terhadap generalisasi tersebut? Data (yaitu
catatan observasi secara teliti) dapat diperoleh dengan observasi
bebas (bare observation), yaitu observasi yang dilakukan dalam
kondisi yang tidak terkendali (uncontrolled condition), dan kedua
dengan observasi eksperimental (experimental observation) yaitu
observasi yang dilakukan dalam kondisi terkendali (controlled
condition)
Data yang diperoleh
dianggap sah bila kedua observasi itu dapat diulangi oleh pengamat
yang lain kecermatan yang lain. kecermatan dan kejujuran merupakan
persyaratan bagi pencari kebenaran. Data yang diperoleh dari
observasi tersebut dikumpulkan, dipilih, disusun, dan dikelompokkan
dengan hasil bahwa keteraturan tertentu atau generalisasi menjadi
tampak jelas.
2.3 KEUNGGULAN
& KETERBATASAN METODE ILMIAH
1.
Keunggulan
Ilmu
pengetahuan (termasuk IPA) yang sifatnya objektif, metode sistematik
dan berlaku umum itu akan membimbing kita pada sikap ilmiah yang
terpuji sebagai berikut :
a) Mencari kebenaran
yang objektif, bersikap adil, dan itu semua akan menjurus ke arah
hidup yang bahagia.
b) Menyadari bahwa
kebenaran ilmu tidak absolut, hal ini dapat menjurus kea rah mencari
kebenaran it uterus menerus
c) Dengani ilmu
pengetahuan orang lalu tidak percaya pada takhayul astrologi ataupun
karena untung-untungan segala sesuatu di alam semseta ini terjadi
melalui suatu proses yang teratur.
d) Ilmu pengetahuan
membimbing kita untuk ingin tahu lebih banyak ilmu pengetahuan yang
kita peroleh tentunya akan sangat membntu pola kehidupan kita.
e) Ilmu pengetahuan
mebimbing kita untuk tidak berfikir secara prasangka, tetapi,
berfikir secara terbuka dan objektif suka menerima pendapat orang
lain atau toleran.
f) Metode ilmiah
membimbing kita untuk tidak percaya begitu saja pada kesimpulan tanpa
adanya bukti-bukti yang nyata.
g) Metode ilmiah
juga membimbing kita selalu bersikap optimis teliti dan berani
membuat sutu pernyataan yang menurut keyakinan iliah itu benar.
2.
Keterbatasan
Dengan
metode ilmiah dapat menghasilkan pengetahuan yang ilmiah, kita telah
mengetahui bahwa data yang digunakan untuk mengambil kesimpulan
ilmiah itu berasal dari pengamatan, kita mengetahui pula bahwa panca
indera kita juga memiliki ketarbatasan kemampuan untuk menangkap
suatu fakta, sehingga tidak disanksikan lagi bahwa fakta-fakta yang
dikumpulkan adalah keliru, sehingga kesimpulan yang diambil dari
fakta-fakta yang keliru itu itu akan keliru, jadi kesimpulan keliru
dari suatu metode ilmiah akan ada terus.
Oleh
karena itu semua kesimpulan ilmiah dengan kata lain, kebenaran ilmu
pengetahuan (Termasuk IPA) bersifat panatif Artinya : sebelum
keenaran ilmu yang dapat menolak menolak kesimpulan itu, maka
ksimpulan itu dianggap benar, sebaliknya kesimpulan ilmiah yang
akan/dapat menolak kesimpulan ilmiah terdahulu menjadi kebernaran
ilmu yang baru, sehingga tidak mustahil suatu kesimpulan ilmiah bisa
saja berubah sesuai dengan pengetahuan yang didapat dari wahyu
ilahi.Kebenaran dan pengetahuan ini bersifat mutlaq, artinya tidak
akan berubah sepanjang masa.
Metode ilmiah memang
tidak sanggup menjangkau untuk menguji adanya tuhan, metode ilmiah
juga tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan berkenaan dengan
baik dan buruk atau sistem nilai, juga tidak dapat menjangkau tentang
seni keindahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar