Minggu, 06 Juli 2014

Geografi Dalam Kehidupan Manusia



            Secara harfian, geografi berasal dari bahasa Yunani, geo yang berate bumi dan graphein yang berate tulisan atau lukisan. Jadi secara harfiah geografi adalah ilmu yang melukiskan keadaan bumi. Kata melukiskan mempunyai makna yang lebih dalam, mencakup unsure – unsure menggambarkan dan menerangkan fenomena (alam dan manusia) sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan terhadap hubungan (interelasi,interaksi, dan interdepensi) antarfenomena tersebut. Batasan tentang geografi banyak dikemukakan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut :

1)  Hartsorne (1960) menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang berusaha menguraikan dan   menginterprestasikan karakter variable dari suatu tempat dengan tempat lain di bumi sebagai tempat kehidupan manusia.
2) Fielding (1974) menyatakan bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan yang menggambarkan, menerangkan sifat 0- sifat bumi, menganalisis gejala – gejala alam dan penduduknya serta mempelajari corak khas dari unsure – unsure bumi dalam ruang serta waktu.
3)    Yeates, dalam hagget (1979) menyatakan bahwa geografi adalah ilmu pengetahuan tentang perkembangan rasional dan pengujian terhadap teori – teori yang menjelaskan dan mempekirakan distribusi spasial dan likasi berbagai karakteristik dari permukaan bumi
4)   Prof. Bintarto memberikan batasan bahwa geografi merupakan ilmu pengetahuan yang menceritakan,menerangkan sifat – sifat bumi, menganalisis gejala – gejala alam penduduk, serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsure – unsure bumi dalam ruang waktu.
5)      Sementara Prof. Soetanto mendifinisikan geografi sebagai geosfer yang merupakan subtansi geografi dipelajari bidang ilmu lain. Oleh itu geosfer lebih mencirikan ilmu yang dipelajari geografi. Kajian geografi lebih dicirikan oleh sudut pandang atau cara penjelasan dalam mengkaji geosfer tersebut. 
6)      Tokoh yang lain dalam pengembangan ilmu geografi adalah Bernhardus Varenius (1622 – 1650). Dalam bukunya yang berjudul Geographia Generalis, Verenius mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya bidang geografi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :

a) Geografi Umum

1) Bagian terrestrial, yaitu pengetahuan tentang bumi sebagai keseluruhan bentuk   ukurannya
2) Bagian falakiah, yaitu bagian yangmenelaah relasi bumi dengan planet serta bintang – bintang di jagat raya
3) Bidang kompralatif yaitu deskripsi mengenai bumi secara lengkap. Meliputi letak relative dari berbagai tempat di permukakan bumi serta prinsip – prinsip pelayaran samudra

b) Geografi Khusus

1) Aspek langit yaitu aspek yang secara khusus mempelajari iklim
2) aspek permukaan bumi, (litosfer) yang mempelajari mengenai relative bentuk muka bumi, flora serta fauna di berbagai wilayah dipermukaan bumi.
3) Aspek manusia, yaitu aspek yang mempelajari aspek penduduk,perdagangan, dan pemerintahan di berbagai wilayah

      Faham determinis dipengaruhi pemikiran Darwin dengan teori evolusi biologi dalam perkembangan makhluk hidup. Sebagai contoh, Ratzel (jerman0 mengagap Negara sebagai organisasi hidup (makhluk hidup) yang dalam perkembangan memerlukan makanan, minuman dan ruang bagi kehidupan. Untuk memenuhi kehidupan suatu negara pada umumnya menguasai wilayah – wilayah lain, terutama wilayah yang lemah. Huntington berpendapat bahwa iklim wilayah sangat menentukan tingkat kemajuan social budaya penduduknya.
      Menurut kelompok posibilisme yang menetukan kemajuan suatu wilayah adalah tingkat kemapuan penduduk, sedangkan alam hanya memberikan kemungkinan – kemungkinan untuk diolah dn dimanfaatkan bagi kehidupan manusia.

Pengetahuan manusia menegnai Bumi, sesungguhnya telah lama mengalami perkembangan yang begitu pesat. Hal ini disebakan, planet bumi merupakan ruang tempat hidup manusia yang senatiasa berintraksi dalam memanfaatkan potebsi bumi dari lingkungan sekitarnya. Contohnya sewaktu kita menghirup udara (O2) dalam proses pernapasan. Disadari atau tidak kita telah melakukan interaksi dengan lingkungan begitu pula sebaliknya.
Oksigen yang dikeluarkan oleh tumbuhan setiap hari kita hirup karbondioksida yang kita keluarkan akan diserap oleh tumbuhan sebagai sumber tenaga dalam pengolahan makanan bagi tumbuhan.
Selain itu, dalam kehidupan keseharian sangatlah mudah ditemukan berbagai ketampakan gejala di muka bumi, contohnya permukaan bumi ini tidak rata dan bervariasi tetapi ada bagian yang tinggi seperti datarin tinggi,bukit,gunung atau pegunungan serta bagian – bagian yang rendah seperti lembang, palung, atau ngarai sehingga dapat berbagai kawasan muka bumi yang berbeda karakteristiknya. Serta fenomena alam seperti suhu udara wilayah pantai panas sedangkan suhu dipegunungan dingin dan berbagai fenomena lain karena pada hakekatnya menuntun kita kea rah konsep – konsep geografi. 

GEOGRAFI KEHIDUPAN PENYEBARAN MAKHLUK HIDUP

Mempelajari hubungan permukaan bumi dengan berbagai makhluk hidup yang tinggal di permukaannya. Bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk menjelaskan distribusi organisme di permukaan bumi.
Seperti yang kita ketahui bahwa pembentukkan bioma sangat dipengaruhi oleh factor Biotik dan Abiotik. Faktor Biotik dan Abiotik memiliki keterkaitan yang sangat erat untuk mendukung kehidupan suatu ekosistem dapat berjalan dengan baik. Jika salah satu faktor diubah atau mengalami gangguan, maka hal itu akan berdampak pada ketersediaan sumber daya lainnya dalam suatu sistem.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyebarannya :
  1. Biotik
Merupakan, faktor hidup, atau terkait dengan kehidupan. Yang termasuk biotik yaitu manusia, hewan (fauna), tanaman (flora), jamur, protista dan bakteri.
  1. Abiotik
Merupakan, komponen-komponen yang tidak hidup atau benda mati. Yang termasuk komponen abiotik adalah, tanah, batu dan iklim, hujan, suhu, kelembaban, angin, serta matahari. Abiotik tidak memiliki ciri sebagaimana faktor biotik, seperti bernapas, tumbuh, berkembang biak, makan dan minum, berekresi dan beradaptasi dengan lingkungannya. Faktor abiotik adalah faktor pendorong untuk biotik sehingga biotik dapat hidup dan melakukan aktivitas.

Contoh distribusi geografi tumbuhan
Tropik (23 0 LU dan 23 0 LS sepanjang katulistiwa)
Pohon besar, ditempeli tumbuhan lain (Epifit), banyak pohon merambat (Rotan) dan dibawah pohon besar masih tumbuh pohon kecil dan di bawahnya lagi ada semak.
Sub tropik (23 0 LU dan 40 0 LS)
Hutan lebat tanpa belukar, rotan dan epifit, dan makin ke arah kutub tumbuh padang rumput (40-60 0 LU / LS)
Daerah dingin (60-80 0 LU / LS)
Tundra (padang perdu dan paku yang pendek/rendah) danTaiga (hutan cemara/pinus/pakis)
Penyebaran Flora.
Apabila dilihat dari lingkup dunia, maka persebaran flora dibagi menjadi beberapa wilayah penyebaran :
a.       Wilayah Ethiopian
Wilayah yang penyebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah selatan gurun sahara, Madagaskar dan selatan Saudi Arabia. Tumbuhan yang khas di daerah ini meliputi kaktus.
b.      Wilayah Paleartik 
Wilayah persebarannya meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni Sovyet, daerah dekat Kutub Utara sampai pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. Kondisi pada wilayah ini bervariasi mulai dari perbedaan suhu, curah hujan, maupun kondisi permukaan tanah, menyebabkan tanaman yang tumbuh juga bervariasi. Contoh : Bunga Sakuradi Jepang.
c.       Wilayah Nearktik
Persebarannya meliputi wilayah amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland. Flora yang khas adalah flora yang tumbuh pada daerah-daerah yang dingin. Contoh : cemara yang biasa tumbuh di daerah bersalju.  
d.      Wilayah Neotropikal 
Persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika Selatan dan sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian Selatan beriklim sedang. Contoh : Pohon Eboni
e.       Wilayah Oriental 
Wilayah penyebarannya meliputi daerah Asia bagian Selatan pegunungan Himalaya, India, Sri Langka, Semenanjung Melayu, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Filiphina. Contoh : Bunga Bangkai
f.       Wilayah Australian 
Wilayah ini mencakup Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, pulau-pulau di sekitarnya, dan kepulauan di Samudera Pasifik. Contoh : Eukaliptus

PEMBAGIAN WILAYAH BERDASARKAN IKLIM
Iklim adalah kondisi cuaca rata-rata dari suatu daerah atau tempat selama bertahun-tahun.  Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim antara lain: letak garis lintang, letak tinggi tempat, pengaruh daratan yang luas, lokasi daerah, suhu, kelembaban, curah hujan, arus laut, topografi dan vegetasi.
Adapun tipe–tipe iklim sebagai berikut:
Iklim Matahari
Dasar pembagian iklim ini adalah banyaknya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Pembagian iklim sebagai berikut:
a.  Iklim Tropis : antara 23 ½0  LU/LS – 23 ½0 LU/ LS.
b.  Iklim Sub tropis  : antara 23 ½0 LU/LS – 400 LU/LS
c.  Iklim Sedang : antara 400 LU/LS – 66 ½0 LU /LS.
d.  Iklim Dingin/kutub : 66 ½0 LU /LS – 900 LU /LS.
Iklim ini  mendasarkan pada teori bahwa sekin jauh dari Khatulistiwa maka suhunya semakin rendah.
●Iklim Fisis
Iklim ini didasarkan pada pembagian daerah menurut kenyataan yang sesungguhnya sebagai  pengaruh dari faktor – faktor fisis yaitu: daratan yang luas, lautan, angin, arus laut, vegetasai dan topografi.
Iklim ini dibagi menjadi empat yaitu :
a.  Iklim gurun
b.  Iklim kontinental
c.  Iklim pegunungan
d.  Iklim tundra
●Iklim koppen
Pembagian iklim ini berdasar pada keadaan temperatur dan curah hujan.
Koppen membedakan iklim menjadi lima yaitu :
1.  Iklim A,  iklim khatulistiwa yang terdiri:
Af : Iklim Hutan Hujan Tropis
Aw : Iklim Sabana
2.  Iklim B, iklim subtropik terdiri dari:
BS : Iklim Stepa
BW : Iklim Gurun
3.  Iklim C, iklim sedang maritim yang terdiri atas:
Cf : Iklim Sedang Maritim tidak dengan musim kering.
Cw : Iklim Sedang Maritim dengan musim dingin yang kering.
Cs : Iklim Sedang Maritim dengan musim panas yang kering.
4.  Iklim D, klim Sedang Kontinental yang terdiri atas :
Df : Iklim Sedang Kontinental yang selalu basah.
DW : Iklim Sedang Kontinental dengan musim dingin yang kering.
5.  Iklim E, Iklim Artik atau Iklim Salju terdiri dari :
ET      : Iklim Tundra
EF      : Iklim dengan es abadi.

Daerah pegunungan karena mmpunyai sifat tersendiri dibagi menjadi tiga yaitu :
a.  Iklim RG     : Iklim Pegunungan di bawah  3.000 m.
b.  Iklim H      : Iklim Pegunungan di atas 3.000 m.
c.  Iklim RT     : Iklim Pegunungan yang terdapat salju.

PEMBAGIAN WILAYAH UNTUK PENYEBARAN BINATANG
Pada tahun 1876 Alfred Russel Wallace membagi wilayah persebaran fauna atas delapan wilayah yaitu Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian, Neotropikal dan Neartik, Oceanik dan Antartik. Kedelapan wilayah persebaran fauna tersebut adalah sebagai berikut.

1.Wilayah Ethiopian
Wilayah persebarannya meliputi benua Afrika, dari sebelah Selatan Gurun Sahara, Madagaskar dan Selatan Saudi Arabia. Hewan yang khas daerah ini adalah gajah Afrika, badak Afrika, gorila, baboon, simpanse, jerapah. Mamalia padang rumput seperti zebra, antilop, kijang, singa, jerapah, harimau, dan mamalia pemakan serangga yaitu trenggiling. Mamalia endemik di wilayah ini adalah kuda Nil yang hanya terdapat di sungai Nil, Mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda Nil namun lebih kecil. Menurut sejarah pulau Madagaskar pernah bersatu dengan Afrika. Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di wilayah Oriental seperti golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan, kelelawar, dan anjing.

2. Wilayah Palearktik
Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa, Uni Soviet, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini bervariasi, baik perbedaan suhu, curah hujan maupun kondisi permukaan tanahnya, menyebabkan jenis faunanya juga bervariasi. Beberapa jenis fauna Paleartik yang tetap bertahan di lingkungan aslinya yaitu panda di Cina, unta di Afrika Utara, binatang kutub seperti rusa Kutub, kucing Kutub, dan beruang Kutub. Binatang-binatang yang berasal dari wilayah ini antara lain kelinci, sejenis tikus, berbagai spesies anjing, kelelawar. Bajing, dan kijang telah menyebar ke wilayah lainnya.

3. Wilayah Nearktik
Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah ayam kalkun liar, tikus berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison, muskox, caribau, domba gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah Palearktik seperti kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.

4. Wilayah Neotropikal
Wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan bagian Selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya adalah ikan piranha dan belut listrik di sungai Amazon, lama (sejenis unta) di padang pasir atacama (Peru), tapir, dan kera hidung merah. Wilayah Neotropikal sangat terkenal sebagai wilayah fauna vertebrata karena jenisnya yang sangat beranekaragam dan spesifik, seperti beberapa spesies monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti buaya, ular, kadal, beberapa spesies burung, dan ada sejenis kelelawar penghisap darah.

5. Wilayah Oriental
Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan Asia Tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di Indonesia bagian Barat. Hewan yang khas wilayah ini adalah harimau, orang utan, gibbon, rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua, gajah, beruang, antilop, berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah, badak, dan harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah menjadi satu daratan dengan Afrika.

6. Wilayah Australian
Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, dan pulau-pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru, kiwi, koala, cocor bebek (sejenis mamalia bertelur). Terdapat beberapa jenis burung yang khas wilayah ini seperti burung cendrawasih, burung kasuari, burung kakaktua, dan betet. Kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, ular piton.

7. Wilayah Oceanik
Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di Samudra Pasifik. Wilayah ini merupakan pengembangan dari wilayah Australian daratan, dengan spesifikasi fauna tertentu. Oleh karena itu jenis faunanya hampir sama dengan wilayah Australian.

8. Wilayah Antartik
Seperti namanya, maka wilayahnya mencakup kawasan di Kutub Selatan. Jenis fauna yang hidup di daerah ini memiliki bulu lebat dan mampu menahan dingin, misalnya rusa kutub, burung pinguin, anjing laut, kelinci kutub, dan beruang kutub.
Tiga wilayah persebaran fauna di Kepulauan Indonesia, yaitu:
1. Sundaic
Pulau  yang termasuk kedalam wilayah ini adalah pulau  Kalimantan, pulau jawa, pulau Sumatera, pulau Bali. Fauna sundaic memiliki kemiripan dengan fauna Asia. Fauna sundaic antara lain adalah: gajah India di Sumatera, harimau terdapat di Jawa, Sumatera, Bali, badak bercula dua di Sumatera dan Kalimantan, badak bercula satu di Jawa, raliahan antara fauna Asia dengan fauna Australia. Orang utan di Sumatera dan Kalimantan, Kancil di Jawa, Sumatera dan Kalimantan, dan beruang madu di Sumatera dan Kalimantan. Di Nusa Tenggara terdapat sejenis cecak terbang yang termasuk binatang Asia. Fauna endemik di daerah ini adalah, badak bercula satu di Ujung kulon Jawa Barat, Beo Nias di Kabupaten Nias, Bekantan/Kera Belanda dan Orang Utan di Kalimantan.

2. Wallacea
Fauna Wallacea ( peralihan) tersebar di Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Daerah fauna Peralihan dibatasi oleh garis Wallace yang membatasi dengan fauna di dataran Sunda dan garis Weber yang membatasi dengan fauna di dataran Sahul. Fauna pada wilayah ini memiliki kemiripan peraliahan antara fauna Asia dengan fauna benua Auatralia. Contoh faunanya antara lain: babi rusa, anoa, kuskus, biawak, katak terbang. Katak terbang ini juga termasuk fauna Asiatis. Di daerah fauna peralihan juga terdapat fauna endemik seperti: Komo di P.Komodo dan pulau-pulau sekitarnya, tapir (kerbau liar), burung Kasuari di Pulau Morotai, Obi, Halmahera dan Bacan.

3. Australis
Fauna yang terdapat di wilayah ini terdapat di Irian Jaya dan pulau-pulau disekitarnya. Binatang-binatangnya mempunyai kesamaan dengan binatang-binatang di benua Australia. Daerah ini juga disebut fauna dataran Sahul, contohnya antara lain: kanguru, kasuari, kuskus, burung cendrawasih dan berbagai jenis burung lainnya, reptil, dan amphibi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar